Selasa, 29 Agustus 2017

Hasad kepada Imam

بسم الله الرحمن الرحيم
Ilustrasi : Hasad kepada Imam (Source)
#Question :
Assalamu'alaikum, mau tanya..
Misalnya saya masuk ke sebuah pondok, maka otomatis saya harus terus shalat berjamaah di masjid tersebut. Setelah beberapa lama saya lihat ada 1 imam tetap di masjid tsb yg mana bacaannya kurang baik, kurang menyenangkan di dengar, padahal ada banyak ustad lain yg mungkin lebih baik. Disana saya punya hasad ke ustad/imam tsb.
Beberapa bulan kemudian saya ketahui ustad tsb jarang berinteraksi ke santri yg laki tapi begitu dekatnya ke santri yg perempuan. Disana hasad saya bertambah..

Karena saya punya hasad ke  imam itu, akhirnya setiap shalat berjamaah dan dia jadi imam saya ngerasa jengkel, marah, tapi terpaksa saya tetap jadi makmum dibelakang dia.

Kira2 apa yg bisa saya lakukan supaya hasadnya hilang?

#Answer : 

Salah satu solusi adalah tazkiyatunnufus.

Tazkiyatun Nafs (Penyucian Jiwa)

Penyucian jiwa adalah masalah yang sangat penting dalam Islam, bahkan merupakan salah satu tujuan utama diutusnya Nabi kita Muhammmad shallallahu ‘alaihi wa sallam (Lihat kitab Manhajul Anbiya’ fii Tazkiyatin Nufuus, hal. 21)

Allah Ta’ala menjelaskan hal ini dalam banyak ayat Al Qur-an, di antaranya firman Allah Ta’ala,

كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولاً مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ

“Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepadamu, dan menyucikan(diri)mu, dan mengajarkan kepadamu Al kitab (Al Qur-an) dan Al Hikmah (As Sunnah), serta mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui.” (Qs Al Baqarah: 151)

Juga firman-Nya,

لَقَدْ مَنَّ اللَّهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْ أَنْفُسِهِمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ

“Sungguh Allah telah memberi karunia (yang besar) kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus kepada mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, mensucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur-an) dan Al Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Rasul) itu, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.” (Qs Ali ‘Imraan: 164)

Makna firman-Nya “menyucikan (jiwa) mereka” adalah membersihkan mereka dari keburukan akhlak, kotoran jiwa dan perbuatan-perbuatan jahiliyyah, serta mengeluarkan mereka dari kegelapan-kegelapan menuju cahaya (hidayah Allah Ta’ala). (Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 1/267)

Pentingnya Tazkiyatun Nufus dalam Islam

Pentingnya tazkiyatun nufus ini akan semakin jelas kalau kita memahami bahwa makna takwa yang hakiki adalah pensucian jiwa itu sendiri (Lihat kitab Manhajul Anbiya’ fii Tazkiyatin Nufuus, hal. 19-20). Artinya ketakwaan kepada Allah Ta’ala yang sebenarnya tidak akan mungkin dicapai kecuali dengan berusaha menyucikan dan membersihkan jiwa dari kotoran-kotoran yang menghalangi seorang hamba untuk dekat kepada Allah Ta’ala.


Bahagia tidak akan mungkin mengalir dari hati yang penuh luka, atau dari hati yang penuh dengan keluh kesah, juga dari hati yang hasad dan dari hati yang keras menolak untuk lembut :D 

Diingatkan sama diri sendiri aja terus, kalau kita sendiri nyaman tidak memelihara hasad? Sedangkan itu adalah penyakit yang bisa "membakar" amalan baik seseorang, sayang kalau amalan baik kita hangus karena hasad. 

Lihat sisi baik dari orang tersebut, coba dekati, lalu kalau mampu... ingatkan pelan-pelan dengan cara bertanya sama beliau, bukan dengan cara menasehati langsung.


Wallahu ta'ala a'lam bishawab.

_______________________________________

Copyright © 2017 by Ikhwan Ikatan Ukhuwwah

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.