Sabtu, 11 Maret 2017

Mengeraskan Bacaan "Aamiin" dan Shalawat Ketika Khutbah

Q: by AhmadSN
Apa hukum mengucapkan "aamiin" atau mengucapkan sholawat ketika nama nabi muhammad sholallahu `alayhi wa sallam di sebut, tetapi di kala khutbah jum'at sedang berlangsung?

A:
Dalam Asnal Matholib salah satu fikih Syafi’iyah disebutkan, "Bagi yang mendengar khatib bershalawat, hendaklah ia mengeraskan suaranya ketika membalas shalawat tersebut." Ulama Syafi’iyah lainnya menyatakan sunnah untuk diam dan tidak wajib menjawab shalawat.

Ulama Hambali menyatakan bolehnya menjawab shalawat ketika diucapkan, namun jawabnya dengan suara sirr (lirih) sebagaimana do’a.

Intinya, ada dua dalil dalam masalah ini yaitu dalil yang memerintahkan untuk menjawab shalawat dan dalil yang memerintahkan untuk diam saat imam berkhutbah. Jika kita kompromikan dua dalil tersebut, yang lebih afdhol adalah menjawab shalawat dengan suara sirr (lirih).

Jamaah yang mengucapkan aamiin (menjawab do'a khutbah) tidak termasuk dalam katagori berbicara kepada sesama jamaah selama ucapannya tidak dengan suara yang mengganggu suara khatib, atau dengan suara sirr (lirih).

NOTE: Yang tidak diperbolehkan itu adalah berbicara kepada sesama jamaah.

Wallahu a'lam bisshawab.

(link adalah referensi tambahan)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.