#Question
@Dhody Kurnia
Assalamualaikum... Maaf mau bertanya, adakah hadist atau ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang orang kafir memang "dibuat" makmur hidupnya di dunia karena oleh Allah karena Allah menyegerakan permintaannya terkabul karena Allah tidak suka mendengar doa orang kafir. Sedangkan Allah menunda permintaan kaum muslimin karena Allah senang mendengar doa orang muslim. Syukron
#Answer
@Satria
Wa'alaikumussalam, yang saya tau ini diantaranya:
Suatu hari ‘Umar mendatangi rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan beliau sedang tidur di atas dipan yang terbuat dari serat, sehingga terbentuklah bekas dipan tersebut di lambung beliau. Tatkala ‘Umar melihat hal itu, maka ia pun menangis. Nabi yang melihat ‘Umar menangis kemudian bertanya, "Apa yang engkau tangisi wahai ‘Umar?"
‘Umar menjawab, "Sesungguhnya bangsa Persia dan Roma diberikan nikmat dengan nikmat dunia yang sangat banyak, sedangkan engkau dalam keadaan seperti ini?"
Nabi pun berkata, "Wahai ‘Umar, sesungguhnya mereka adalah kaum yang Allah segerakan kenikmatan di kehidupan dunia mereka." (HR. Bukhari)
Di dalam hadits ini menunjukkan bahwa orang-orang kafir disegerakan nikmatnya oleh Allah di dunia, dan boleh jadi itu adalah istidraj dari Allah. Namun apabila mereka mati kelak, sungguh adzab yang Allah berikan sangatlah pedih. Dan adzab itu semakin bertambah tatkala mereka terus berada di dalam kedurhakaan kepada Allah ta'ala.
Dari Anas r.a, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seorang kafir jika berbuat kebaikan di dunia, maka segera diberikan balasannya di dunia. adapun orang mukmin jika berbuat kebajikan, maka tersimpan pahalanya di akhirat di samping rizki yang diterimanya di dunia atas ketaatannya." (HR. Muslim)
Umar radiyallahu anhu menemui Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam yang berada di kamarnya sedang menjauhkan diri dari para istrinya. Umar radiyallahu anhu melihat bekas tikar menempel di punggung Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam. Melihat hal itu, Umar r.a menangis. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bertanya, "Mengapa engkau menangis, Umar?" Ia menjawab, "Kisra dan kaisar hidup dalam kondisi begitu mewah, sementara engkau, wahai Rasulullah!" Mendengar itu, beliau berkata, "Tidakkah engkau rela, wahai Umar, kalau dunia menjadi milik mereka sedangkan akhirat menjadi milik kita?" (HR. Bukhari, Muslim, dan Imam Ahmad)
Sepanjang hidupnya, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam berusaha membangun peradaban yang seimbang dengan berdakwah. Beliau telah menyerahkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'aala. Karena itu, beliau hidup dengan sederhana seraya berusaha mendapatkan ridha Allah. Kemuliaan jiwa beliau tidak ternodai oleh nafsu dan kenikmatan dunia..
"Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir (yang bergerak) di seluruh negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. Akan tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada Rabb-nya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti." – (QS.3: 196-198).
Kalau soal Allah yang tidak suka mendengar do'a orang kafir, belum nemu riwayat shahih nya. Wallahu a'lam.
@Dhody Kurnia
Assalamualaikum... Maaf mau bertanya, adakah hadist atau ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang orang kafir memang "dibuat" makmur hidupnya di dunia karena oleh Allah karena Allah menyegerakan permintaannya terkabul karena Allah tidak suka mendengar doa orang kafir. Sedangkan Allah menunda permintaan kaum muslimin karena Allah senang mendengar doa orang muslim. Syukron
#Answer
@Satria
Wa'alaikumussalam, yang saya tau ini diantaranya:
Suatu hari ‘Umar mendatangi rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan beliau sedang tidur di atas dipan yang terbuat dari serat, sehingga terbentuklah bekas dipan tersebut di lambung beliau. Tatkala ‘Umar melihat hal itu, maka ia pun menangis. Nabi yang melihat ‘Umar menangis kemudian bertanya, "Apa yang engkau tangisi wahai ‘Umar?"
‘Umar menjawab, "Sesungguhnya bangsa Persia dan Roma diberikan nikmat dengan nikmat dunia yang sangat banyak, sedangkan engkau dalam keadaan seperti ini?"
Nabi pun berkata, "Wahai ‘Umar, sesungguhnya mereka adalah kaum yang Allah segerakan kenikmatan di kehidupan dunia mereka." (HR. Bukhari)
Di dalam hadits ini menunjukkan bahwa orang-orang kafir disegerakan nikmatnya oleh Allah di dunia, dan boleh jadi itu adalah istidraj dari Allah. Namun apabila mereka mati kelak, sungguh adzab yang Allah berikan sangatlah pedih. Dan adzab itu semakin bertambah tatkala mereka terus berada di dalam kedurhakaan kepada Allah ta'ala.
Dari Anas r.a, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seorang kafir jika berbuat kebaikan di dunia, maka segera diberikan balasannya di dunia. adapun orang mukmin jika berbuat kebajikan, maka tersimpan pahalanya di akhirat di samping rizki yang diterimanya di dunia atas ketaatannya." (HR. Muslim)
Umar radiyallahu anhu menemui Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam yang berada di kamarnya sedang menjauhkan diri dari para istrinya. Umar radiyallahu anhu melihat bekas tikar menempel di punggung Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam. Melihat hal itu, Umar r.a menangis. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bertanya, "Mengapa engkau menangis, Umar?" Ia menjawab, "Kisra dan kaisar hidup dalam kondisi begitu mewah, sementara engkau, wahai Rasulullah!" Mendengar itu, beliau berkata, "Tidakkah engkau rela, wahai Umar, kalau dunia menjadi milik mereka sedangkan akhirat menjadi milik kita?" (HR. Bukhari, Muslim, dan Imam Ahmad)
Sepanjang hidupnya, Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam berusaha membangun peradaban yang seimbang dengan berdakwah. Beliau telah menyerahkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta'aala. Karena itu, beliau hidup dengan sederhana seraya berusaha mendapatkan ridha Allah. Kemuliaan jiwa beliau tidak ternodai oleh nafsu dan kenikmatan dunia..
"Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir (yang bergerak) di seluruh negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. Akan tetapi orang-orang yang bertaqwa kepada Rabb-nya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedang mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti." – (QS.3: 196-198).
Kalau soal Allah yang tidak suka mendengar do'a orang kafir, belum nemu riwayat shahih nya. Wallahu a'lam.
0 komentar:
Posting Komentar